Halaman

Jumat, 27 Desember 2013

Perayaan Natal di Era Teknologi

Saya, Hanna Meyti Sitepu mengucapkan Selamat Hari Natal..
hehe..
Ga tau kenapa nih, lagi pengen nulis tentang natal.. 3 tahun terakhir ini aku ngerayain natal di negeri orang,,hahaha.. kaya aku di luar negeri aja yah.. So, selama 3 tahun ini juga aku "kehilangan" tradisi natalku waktu masih di kampung tercinta. Yang dulunya hampir setiap malam ikut perayaan natal, selama 3 tahun terakhir ini cuma natalan di kampus, untung-untung ada undangan natal dari gereja tempat PMK UNAKI pelayanan weekend. Dan tahun ini, aku udah ikut perayaan natal 2 kali. 24 Desember kemarin perayaan natal di kampus. Perayaan natal yang ke-dua di salah satu gereja dimana PMK UNAKI pernah ada pelayanan weekend dan mission trip. Pada dasarnya saya sangat bersukacita demi menghadiri kedua perayaan tersebut. Acaranya meriah dan para jemaat terlihat lebih cantik, ganteng dan rapi dengan dress code yang pastinya sudah dipersiapkan jauh-juah hari. Semua orang tersenyum dan bersukacita.

Namun ada satu hal yang menarik perhatian saya. Saat ada persembahan pujian atau pertunjukan dari jemaat dan tamu undangan, saya merasa tidak sedang menyaksikan penampilan mereka. Tapi saya menyaksikan punggung-punggung sejumlah photographer yang mencoba mengabadikan moment yang sangat indah itu. Dalam susunan kepanitiaan, pastinya sudah ada seksi dokumentasi yang ditunjuk. Namun, karena perkembangan zaman dan jemaat yang tidak ketinggalan zaman, hampir semua jemaat yang kini menggunakan alat komunikasi yang canggih disertai media video kamera menjadi seksi dokumentasi. Sayang kan kalau kameranya tidak digunakan? Hal ini menyebabkan jemaat yang menonton berbondong-bondong merekam penampilan di event-event natal yang dirayakan hanya 1 tahun sekali. Apalagi yang mempersembahkan pujian anak-anak sekolah minggu yang masih unyu-unyu, imut-imut dan lucu-lucu. Orang tua mereka dengan senyuman bahagia melihat sibuah hati di atas panggung akan segera mendekat dan mengabadikan penampilan anak-anaknya.

Malam ini saya mencoba bernostalgia dengan perayaan-perayaan natal yang pernah saya ikuti beberapa tahun lalu, sebelum Indonesia di hujani alat-alat elektronik yang canggih. Saya dan ratusan jemaat lainnya mengikuti acara perayaan natal dengan sukacita. Penyalaan lilin dan menyanyikan lagu Malam Kudus dengan hikmat dan penuh penghayatan. Merenungkan kembali malam natal yang pertama, 2000 tahun lalu, di kandang domba di Efrata, Bayi Yesus dilahirkan oleh seoarang perawan, Maria, dibungkus dengan kain lampin dan dibaringkan di palungan. Dengan kerelaan meninggalkan kemuliaan-Nya di surga, turun ke bumi dan menjadi sama dengan manusia. Dengan tujuan yang teramat mulia, menebus dosa-dosa kita, manusia yang terlalu bangga dengan hidup kita yang hina dan penuh dosa.

Dan malam ini saya sadar, bahwa esensi natal bukanlah tentang perayaan yang megah dan meriah, bukan tentang baju seragam saat merayakan natal, bukan tentang sinter clauss dan hadiah, bukan tentang pohon natal dan salju. Tapi tentang kasih dan damai sejahtera yang menjadi alasan Yesus Kristus datang ke dunia.
Bagaimana kita bisa membagikan kasih Yesus kepada sesama kita, mengasihi orang-orang yang ada disekitar kita, bahkan mengasihi orang-orang yang menyakiti kita. Membagikan kabar keselamatan yang telah kita terima, dan orang lain juga bisa memperoleh keselamatan dari Sang Juru Selamat yang telah lahir ke dunia.

Selamat Natal buat teman-teman bloggers, semoga damai sejahtera dari Yesus Kristus boleh memenuhi hati dan kehidupan kita.
Tuhan Yesus memberkati...
Shalom...










Hanna,
Semarang, 27 Des 2013

Kamis, 26 Desember 2013

Marah

Kadang aku ingin marah, kalau 'ku ingat kenyataan ini. Kurasa getir di hatiku, saat ku ingat betapa teganya takdir merebutmu dariku. Bahkan kadang aku ingin marah, marah sama kamu, mengapa kau biarkan aku jatuh cinta sama kamu, kalau akhirnya kau menyiksa batinku sedalam ini?? Tapi aku paling marah sama diriku sendiri. Mengapa aku jadi sebodoh ini? Terlalu mencintaimu, hingga cinta ini butakan segalanya. Cinta ini membuatku lupa, lupa bahwa tak seharusnya aku mencintaimu lagi.
Cinta ini tetap saja sama, setelah apa yang kau lakukan padaku. Dan hati ini masih tetap berharap kau kembali, setelah kau berlalu begitu jauh.Sesunggguhnya aku berharap aku hanya sedang bermimpi.Sebuah mimpi buruk !! Aku ingin segera terjaga, tapi tetap saja mata ini terpejam. Aku ingin meneriakkan pilu dan pedihnya hati ini, namun bibirku terlalu kelu walau hanya untuk berkata-kata.Aku ingin bangkit, namun tubuh ini seakan remuk, lumpuh tak berdaya.
Aku ingin bangkit dari mimpi buruk ini, dan saat aku terjaga ingin ku lihat mentari pagi yang indah, yang membuatku lupa akan semua mimpi-mimpi buruk itu.

Hanna,
Bandungan, 20 Des 2013


Sabtu, 21 Desember 2013

Cerita di Kursi Hijau

Aku mendengar suara langkah kaki, suara pintu dibuka dan sesaat kemudian aku mendengar suara air yang      mengalir  dari kran. Suara-suara itu cukup menjadi alarmku pagi ini. Ku lihat jam digital di ponselku, pukul  02.12. Aku  beranjak dari tempat tidurku, mengintip dari balik tirai jendela kamar, mencoba mengamati  apa  yang sedang  terjadi di luar sana. Ahh…ternyata seorang kakek tua baru saja selesai wudu, dan siap untuk salat  di sebuah  mushola kecil tepat di depan kostku.
Aku menutup kembali tirai hijau di jendela kamarku, tapi sebelumnya aku sempat melihat kursi yang juga  berwarna hijau di teras kostku. Kamar kostku sebenarnya lebih cocok disebut kamar gadis kecil yang masih  duduk di bangku TK atau SD, karena dinding kamarku dipenuhi dengan kertas origami warna-warni. Ada 2  jendela kaca bertirai hijau yang menghadap teras, dan di kanan teras itulah terdapat sebuah kursi kayu  panjang, kursi yang telah menjadi saksi bisu cerita kita.

Hatiku remuk melihat kursi itu, yang kini tak lagi berpenghuni. Biasanya, pagi-pagi kutemukan dirimu sudah menungguiku di kursi itu. Kamu mengetok jendela kamarku,dan aku keluar bersama gelas keramik putih biru bertuliskan thinking of you. Dan kita siap menikmati susu coklat, teh susu, teh manis atau bahkan hanya air putih, segelas berdua. Romantic sekali!

Siang-siang, pulang kuliah kita nongkrong, dan tempatnya masih sama, di kursi kayu berwarna hijau itu. Waktu itu musim mangga, dan cemilan kita siang itu mangga yang rasanya manis kecut. Kamu kupaskan manga dan memotong-motongnya. Aku suapin sepotong daging mangga ke mulutmu, dan reaksimu berhasil membuatku tertawa sambil memegangi perutku. Masih bisa kubayangkan ekspresimu saat makan mangga yang rasanya kecut, keningmu mengernyit, dan lidahmu itu, kamu keluarkan dan matamu kamu pejamkan. Kamu bela-belain makan buah kecut meskipun kamu benci itu, hanya karena aku suapin kamu.

Ratusan jam telah kita habiskan duduk berdua di kursi itu. Kamu orang yang paling sering datang ke kostku. Pagi-pagi kita sudah duduk di kursi itu, siang-siang kita ngobrol bareng, sore-sore kamu juga samperin aku, dan malam hari, di kursi itu, kamu kecup keningku sebelum kamu pulang. Dan keesokan harinya, aku masih menemukanmu disana, setiap hari.

Kehadiranmu di hari-hariku membuat aku merasa tak ada hal yang perlu aku takutkan saat bersamamu. Karena keindahan cinta diantara kita membuat segala hal rumit terlihat mudah. Aku telah terbiasa memilikimu disisiku. Dan aku benar-benar tak pernah membayangkan hal buruk terjadi diantara kita.
Hari itu awal Desember, dan semuanya baik-baik saja sebelum aku dapat sms dari 1 kontak yang cukup mengejutkanku siang itu. Dia sms aku baik-baik, dan aku juga balas baik-baik. Saat dia tanya aku satu pertanyaan, tentang aku dan kamu, ternyata jawabanku merusak semuanya. Aku hanya mencoba menjawab jujur. Tapi itu akhirnya membuat dia melakukan tindakan yang menurutya benar dan menyelamatkannya. Tapi sebenarnya ia telah menyakiti banyak hati, dan membuatnya tidak bisa mendapatkan cinta yang tulus.

Setelah kejadian siang itu, aku masih sempat bertemu kamu. Tak banyak kata yang terucap dari bibir kita. Hanya air mata dan helaan nafas panjang. Hari itu hari terburuk yang pernah ku alami, mungkin kamu juga merasakan hal yang sama.  Siang itu, aku benar-benar tak kuasa menahan air mata. Kau genggam tanganku, dan itu membuat hatiku semakin sesak. Sempat terfikir, mungkin setelah ini aku tak berhak lagi menggenggam tanganmu, atau bahkan setelah ini kita tidak akan pernah bertemu lagi.

Dan setelah hari itu, kita tidak pernah bertemu lagi. Saban hari aku menunggu jendela kamarku diketok, berharap kamu duduk menungguku di kursi itu lagi. Dan saat aku menulis cerita ini, dengan air mata di pipiku, aku percaya kamu pasti kembali. Dan kita akan menghabiskan berjam-jam duduk dan ngobrol di kursi itu lagi.

Hanna
3 Desember 2013

Berteman Bayangmu

Hari ini aku berjalan pagi-pagi sekali.Sebelum fajar bangun.Aku mendaki sebuah bukit yang pernah kita datangi bersama. Langkah demi langkah, ku jejaki bersama bayangmu. Sesaat, kupejamkan mataku. Dan aku merasa seolah kau disisiku, menggenggam tanganku. Langkahku semakin ringan mendaki bukit ini bersama bayangmu yang menggenggam tanganku.
Mentari pagi mulai pancarkan cahayanya saat aku sampai di puncak, Kulayangkan mataku, memandang hijaunya alam yang mengelilingiku. Kulihat "lautan" sawah diantara gunung gemunung di sebrang sana, Lautan sawah itu, kita pernah tuliskan cerita di sana. Dan gunung gemunung itu, kita telah merajut mimpi-mimpi untuk menaklukkannya. Awan putih yang menyelimuti pegunungan antah berantah, senandung lagu cinta yang kita pernah lantukan.
Kembali ku pejamkan mataku, mengingat lagi semua hari-hari dan mimpi-mimpi kita. Air mata basahi pipiku dan terpaan angin kencang menyadarkanku,  bahwa kau tak di sini lagi, bahwa aku hanya berteman bayangmu.

Hanna
Bandungan, 20 Desember 2013

Kamis, 24 Oktober 2013

Lampu Kota-Part II

Menyaksikan lampu kota sendiri, bukanlah hal yang biasa ku lakukan. Lampu kota yang biasa kulihat bersamamu, malam ini harus kusaksikan seorang diri dari ketinggian. Aku menatap jauh kesana, ke tengah kota, dengan sejuta warna yang menghiasinya. Indahnya warna-warninya tetap tak mampu mengalahkan indah cerita kita. Jauh disana, di antara lampu-lampu itu, kita pernah menuliskan cerita.

Aku kini terlelap dalam lamunan tentangmu, dan tiba-tiba kudengar suara. Lampu kota menggodaku, "Hey, warnaku indah, bukan? Kenapa engkau hanya sendiri malam ini, dia dimana? Biasanya kamu bersama dia menatapku, dan kalian tuliskan cerita-cerita indah tentang warna-warni cinta dan lampu kota?"
Aku hanya terdiam mendengar godaan lampu kota, dan aku masih tetap disini menikmati indahnya warna-warni yang di pancarkannya. Disini, di balkon ini, kita pernah menyaksikan lampu kota bersama. Dan malam ini ku titipkan kisah yang akan diabadikan oleh indahnya lampu kota. Kisah tentang kita, tentang perjalanan hidup yang kita lalui, suka duka, canda tawa, air mata dan juga cinta. Dan biarkan semua orang menikmati indanhya warna-warni cinta yang dipancarkan lampu kota.


Hanna
October, 2013

Minggu, 13 Oktober 2013

Lampu Kota


“Maaf, aku bisa minta nomor hp kamu? Ada perlu nih buat isi data mahasiswa yang masuk organisasi kita”.
“Oh, boleh. Ini nomor hpku”.
“Makasih ya, nanti aku sms data apa saja yang perlu di isi”.
“OK. Siph!”

Perkenalan kita berawal tanpa sengaja, ya hanya dengan percakapan singkat itu. Percakapan sekian detik di bangku di depan kelas yang mengawali kisah kita. Titan, “manusia” baru yang ku kenal setelah beberapa semester di kampus. Entah dimana dia selama ini, sampai aku tak pernah melihatnya di kampus.
Setelah hari itu, kita sesekali chatting di jejaring social dan mulai kirim sms. Tak kan pernah kulupakan saat pertama kita janjian makan bareng, makan bubur di dekat kampus. Hari itu, aku mengenalmu sebagai sosok yang berbeda. Hari itu kamu menjadi teman baruku, namun aku seakan telah mengenalmu sekian abad. Percakapan yang ringan, konyol dan penuh canda diantara kita membuatku merasa nyaman didekatmu.
Tak terhitung hari yang telah kita lalui setelah pertemuan itu. Tak terhitung juga jarak yang telah kita tempuh bersama. Tak terhitung juga tempat tempat yang telah kita kunjungi, dan kita habiskan berjam-jam disana dengan cerita-cerita konyol kita. Alam, telah menjadi saksi dari cerita yang kita tuliskan. Kau memperdengarkan suara alam paling merdu untukku, ombak di pantai parangtritis.  Matahari pagi dan senja juga menyimpan cerita-cerita indah yang kita tuliskan.
Kamu pernah bilang, tempat yang akan paling kamu rindukan adalah Jembatan Biru. Titan, bukan cuma kamu yang akan merindukan tempat itu. Aku juga akan sangat merindukan tempat itu dan canda tawa kita disana. Kita menghabiskan berjam-jam di tempat itu, menatap langit berbintang dan menyaksikan lampu kota. Aku bahagia setiap kali kita keliling kota, menyaksikan indahnya Semarang dengan sejuta lampunya saat malam. Menyaksikan indanya lampu kota bersamamu akan menjadi hal yang paling aku rindukan.
Ada banyak orang yang buat aku senyum, buat aku tertawa, tapi kamu lebih dari mereka. Kamu buat aku senyum, aku tertawa, aku bahagia. Mengenalmu adalah kebahagiaan terbesarku. Aku menjadi siapa aku saat aku bersamamu. Aku ga bisa “jaim” di dekatmu. Tanpa kamu sadari kamu telah memberikan warna yang indah dihidupku. Aku menjadi sangat konyol dan suka “joke” saat bersamu. Dan hanya kamu yang bisa buat aku menjadi seseorang yang suka bercanda.
Apa saja bisa menjadi bahan obrolan kita dan kita selalu tertawa saat membicarakan itu. Pedagang kaki lima disebrang tempat nongkrong kita. Kita selalu membicarakan apa kira-kira yang sedang mereka pikirkan, dan kita memperbincangkan apa kira-kira yang sedang mereka bicarakan. Kamu ingat waktu kita mengelilingi candi di sebuah bukit? Kita ngobrol dan tertawa sepanjang perjalanan, dari berangkat sampai akhirnya kita pulang. Saat aku bilang pasti orang bertanya-tanya kenapa kita dari tadi kelihatan bahagia sekali, kamu bilang palingan mereka mikir kalo kita pengantin baru yang sangat bahagia. Aku cuma tertawa mendengar jawabanmu yang menggelitik telingaku.
Kalau sudah banyak tempat yang kita kunjungi, pastinya banyak juga foto-foto yang kita “take” untuk mengabadikan kenangan-kenangan dan cerita-cerita indah kita. Ya, sudah terlalu banyak foto-foto yang kita abadikan di setiap tempat-tempat yang kita kunjungi. “Tan, you are my best cameraman ever.”
Saat-saat seperti sekarang ini, saat kau jauh dariku, lampu kota menggodaku. Mereka memancarkan indahnya warna-warni cinta. Dan aku merindukan saat-saat menyaksikan lampu kota bersamamu.


Hanna
Oktober 2013

 













Kamis, 26 September 2013

Embun Pagi part II

Sudahlah...!!!
Pergi saja dari hidupku..!!!
Sudah kuputuskan untuk mengakhiri rasa ini. . .
Aku sudah terbiasa dengan semuanya, dengan keindahan hari-hariku tanpa hadirmu.
Aku mulai nyaman di dunia baruku, yang sesungguhnya sama saja dengan dunia lamaku, saat aku belum mengenalmu.


Malamku tetap indah tanpamu yang pernah jadi bintang terindah di malam-malam sunyiku.
Pagiku tetap cerah dan ceria tanpa "cerewetmu" yang dulu bagaikan kicauan burung di pagi hari...
Bahkan hujan pun tetap indah tanpamu, yang sempat menjadi pelangi yang kukagumi sehabis hujan turun...
Kau, kau pernah menjadi pesona dalam keheningan yang mendekapku...
Bertahun aku menantimu hingga akhirnya aku menyerah,,,mengakhiri rasa dan penantian ini...
Dan membiarkannya hilang bersama embun pagi..
Embun yang menghilang saat fajar mulai menyingsing, dan tak meninggalkan jejak sama sekali..
Namun, embun tetap saja datang saban hari. Saat aku menjengukkan kepala keluar jendela, kutemukan titik embun pagi di rerumputan di depan rumah...
Dan masih kutemukan dirimu saban hari, di tempat yang sama di hatiku...
Kau, sebuah pesona dalam keheningan...selalu saja begitu...
Datang dan pergi sesukamu...seperti embun pagi...


Hanna
26-09-13

Sabtu, 31 Agustus 2013

Tentang Kita

Kau hadir dengan sejuta keindahan, dengan sejuta cerita, dengan sejuta canda dan tawa. Hadirmu selalu berhasil membuatku merasa nyaman, membuatku bahagia. Sahabat, terimakasih untuk hadirmu.
Ratusan hari kini tlah kita lalui, lewati suka duka persahabatan, lalui terik dan hujan bersama.
Terimakasih buat keindahan yang t'lah kau ukir di hidupku. Pantai, gunung, matahari pagi dan senja, langit berbintang, keindahan malam di tengah kota, dan  hamparan alam yang hijau ku saksikan bersama-sama denganmu.
Sahabat, ribuan kilometer tlah kita tempuh bersama. Lika-liku kehidupan t'lah kita hadapi.
Bahkan tangis dan tawaku pun kau mengerti.
Aku bangga menjadi sahabatmu, aku bersyukur kau bisa menjadi bagian hari-hariku. 
Kini, dibalik kebahagiaanku, ada rasa takut yang mulai kurasakan. Aku takut jika akhirnya aku menganggapmu lebih dari sekedar sahabat. Mungkin, kau juga merasakan hal yang sama. Takut persahabatan ini berakhir dengan cinta. Terlalu sering kita menghabiskan waktu bersama dan itu membuat seolah tak ada jarak lagi diantara kita. Dan kita mulai terbiasa dengan itu.
Ya mungkin mey sedikit berlebihan, tapi banyak kasus yang sama . Tentang cinta dan persahabatan.  
Sobat, aku takut dan aku gak mau mencintai seseorang saat aku belum benar-benar mengerti apa yang dia rasakan, saat aku belum tahu apa arti diriku untuk hidupnya. 

HMS
Hall Unaki, 31 Agsts 2013

Senin, 12 Agustus 2013

Paradoks 2-Mengejar Matahari

Bintang masih bertaburan di langit pagi ini, saat kita memutuskan untuk mendaki bukit bersama. Angin barat yang berhembus kencang menerpa pipiku, ini masih terlalu subuh dan kita berjalan meski terlalu dingin. Masi beberapa menit berjalan saat aku menoleh kebelakang, dan aku terpana. Benar-benar terpana menyaksikan pemandangan yang begitu indah. Rawa Pening yang dikelilingi lampu-lampu membuatku tak mampu berucap menyaksikan keindahan pagi sedingin kutub ini.
Meski lelah kita terus berjalan, aku merasa tidak berdaya dan ingin menyerah. Namun tetap saja kaki ini melangkah. Sekali lagi aku menoleh ke belakang, dan ku lihat lautan jingga yang berasal dari ufuk timur. Matahari sudah mulai memancarkan warna jingga nya yang megah. Aku mencari bola api raksasa itu, namun belum kutemukan dari sudut mana ia memancarkan warna yang membuatku begitu terpesona pagi ini. Ternyata matahari masih bersembunyi di balik lautan antah berantah disana. Masih belum terpikirkan olehku, jauh disana alam memperlihatkan lautan jingga, namun belum terlihat oleh mataku dimana sang fajar bersembunyi.
Lelah semakin terasa, namun kakiku masih melangkah pasti. Aku ingin mengejar matahari, melihat fajar terbit pagi ini. Semakin jauh, semakin kecil gaya gravitasi bumi yang menarik kami. Semakin indah juga alam memperlihatkan dirinya. Persis didepan ku aku menyaksikan gunung Ungaran yang hijau. Diarah yang berlawanan aku melihat gunung Merapi, Merbabu dan entah apa lagi nama gunung gemunung di sebelah sana. Dan kini aku sampai di puncak Hollywood-Bandungan. Menyaksikan keindahan bumi pertiwi saat fajar terbit, diantara dedaunan yang masih dibasahi embun pagi. Rawa Pening tak terlihat lagi dikelilingi lampu-lampu, namun kini ia terlihat bak danau kecil diantara gunung gemunung yang menjulang tinggi. Jauh di ufuk timur, sang Fajar memperlihatkan dirinya dengan begitu megahnya.
"Amazing", hanya kata itu yang bisa kuucapkan menggambarkan indahnya dunia pagi ini. Diantara gunung tinggi di sana, aku melihat semburat awan putih yang tipis. Dan kulantunkan lagu rindu untukmu yang jauh disana bersama awan pagi, dihantarkan angin barat yang berhembus kencang pagi ini.


HMS
Bandungan, August 12th 2013

Sabtu, 10 Agustus 2013

Tatap matamu


Ada keindahan disetiap tatapanmu, lebih indah dari hamparan bintang di langit biru.
Di bola mata hitammu, ku temukan ketenangan yang seakan mendekapku.
Dalam lembut tatapanmu, kutemukan diriku disana, di dua bola mata itu.
Matamu adalah sebuah keindahan yang tak pernah bisa ku pungkiri.
Tatap matamu adalah kejujuran abadi, tak pernah sekalipun ku temukan dusta disana.
Binar matamu, semangat yang memebakar asa ku hingga saat ini.
Sayang,,, saat aku lemah, saat aku kehilangan harapku...biarkan aku menatap indahnya matamu. Izinkan aku terlelap dalam ketenangan tatapanmu....



Bandungan, August 10th 2013

Hanna

Jumat, 09 Agustus 2013

Paradoks 1


Kutemukan lagi sepotong kecil mozaik hidupku di sini, di Bandungan. Tak pernah terpikir sebelumnya akan di tempatkan untuk Mission Trip ke tempat ini dan bergabung dengan tim yang luar biasa. Tapi tak ada satupun yang kebetulan. Semua terjadi seizin Tuhan dan Tuhan punya rencana indah, tanpa 'ku sadari. Aku mengenal 6 teman "baru" ku. Jen, Boby, Rina, Fio, Mamel dan Chila. Actually, aku sudah mengenal mereka untuk waktu yang cukup lama. Namun aku tak pernah benar-benar mengenali mereka dengan dekat. Aku hanya mengenal mereka dari jauh, dari cerita orang dan pertemuan beberapa menit. Namun kini aku hidup dengan mereka dalam 1 ikatan, TIM MT. Suatu kebanggaan bisa hidup dengan mereka di tempat ini, di sebuah gereja disini. Awalnya aku merasa mereka semua begitu asing, tapi seiring waktu berlalu mereka semua terlihat seperti saudara, keluarga. Aku belajar memahami banyak hal dari mereka. Aku belajar bahwa mereka lebih baik dari cerita-cerita yang pernah ku dengar dari orang lain.



Bandungan, August 9th 2013

Jumat, 02 Agustus 2013

Cinta dan Sang Waktu

Cinta... 1 kata ini tak pernah jauh dariku hingga suatu ketika Tuhan meminta cintaku. Ia meminta bukan hanya sekedar cintaku, namun juga hatiku.
Aku pernah jatuh cinta, jatuh cinta pada orang yang salah... salah bagaimana? Aku mencintai seseorang yang mencintai orang lain... Jangan tanyakan rasanya seperti apa, karena rasanya lebih sakit daripada memeluk kaktus.... Mencintainya membuatku benar-benar gila.
Sudah sekian kali aku jatuh cinta dan pacaran, tapi tak pernah aku seperti ini. Aku pernah pacaran hampir 2 tahun dengan seorang cowo yang aku bisa menyadari dan merasakan betapa ia mencintaiku, tapi entah kenapa hati ini rela melepasnya. Setelah itu aku juga sempat in a relationship dengan seorang cowo yang bisa dibilang cukup memenuhi kriteria pacar yang baik, tapi ga tau juga mengapa aku belum merasa yakin dengannya.
Di suatu hari, aku menemukan sepotong kecil mozaik kehidupanku di suatu lembaga pendidikan. Bergaul dengan sekian banyak teman dari latar belakang kehidupan yang berbeda. Dalam perbedaan itu, aku bertemu seseorang yang juga berbeda. Dengan tak sengaja "waktu" memperkenalkan kami. Begitu banyak cerita yang di tuliskan oleh sang waktu saat bersamanya. Dan semua cerita itu membuatku merasa nyaman dan bahagia. Namun, seperti cerita dongeng yang tak selamanya happy ending, cerita ku mengalami hal yang sama. Waktu, mengajariku arti perbedaan. Waktu juga mengajariku belajar mencintai perbedaan. Aku mencintai orang yang berbeda. Beda seperti apa? Ya beda lawan jenis lah...(hehehehe, sedikit ngaco ya gpp lha :)
Aku mencintai orang yang tak seharusnya ku cintai.
Kini, aku melepaskannya... Saat sang waktu "mencuri" dia dariku. Sakit...?? Masih lebih sakit daripada memeluk kaktus. Nangis?? Ya,,, aku menangis. Tapi aku bukan menangisi dia apalagi menangisi diriku sendiri.
Aku menangis karena aku sempat "menyalahkan si waktu"
Aku tau, ketika aku masuk ke suatu lembaga kependidikan yang harus aku lakukan adalah belajar. Bukan malah menyia-nyiakan waktu ku untuk mencintai orang yang salah.
Terakhir kutemukan diriku "berurusan pribadi dengan Tuhan".
Ia meminta cintaku bahkan hatiku. Ia memintanya dan berjanji mengembalikannya ketika waktunya aku sudah siap untuk dicintai dan mencintai.
Menjalin cinta dengan seseorang yang tepat...


Bandungan, August 2, 2013.
HMS

Senin, 15 Juli 2013

PRIA TERHEBAT


Sering ku terjebak dalam kejenuhan
Bosan, putus asa, bahkan hampir menyerah
Berbagai emosi berkecamuk di benakku
Membuat arah ku semakin tak menentu

Saat sendiri di kesepian
Saat pandangan ku jauh dan kosong
Senyummu tiba-tiba hadir mengusik lamunanku
Ku coba tepis hadirmu
Namun bayangmu tetap saja menari-nari di depanku

Sesaat, ku tersentak dari lamunanku
Aku terjaga dari keheningan dan kesendirian
Ku tatap senyummu
Senyum terindah yang pernah ku lihat
Senyum kebanggan saat ku raih prestasi
Yang hapus semua letihmu

Saat aku mulai tersenyum melihat bayangan itu
Tiba-tiba mubncul gambar lain yang membuatku keningku berkerut
Aku melihatmu menangis
Aku berfikir keras mengingat kapan kau terakhir kali menangis
Ya, aku ingat… saat itu aku sedang menangis karna gagal di suatu akademi
Dan engkau juga ikut menangis denganku

Sejenak aku terdiam
Tanpa kusadari air mataku jatuh mengingat semua itu
Ku ingat kembali perjuanganmu, pengorbananmu, senyum bahkan air matamu
Semua itu sadarkanku, kembali membakar semangatku
Bangkitkanku dari kejenuhan, kebosanan dan keputus-asaanku
Semua itu beri kekuatan dan semangat baru tuk meraih semua cita dan mimpi

Aku berjanji…
Bahwa senyummu akan merekah lebih indah dari kemarin,
Saat ku meraih prestasi-prestasiku sebelumnya
Aku berjanji ‘kan mengukir senyummu lebih indah
Saat ku persembahkan gelar sarjana
Karna kau pria terhebat
MY BELOVED FATHER

UNAKI, September 20nd, 2012

#corat-coret saat plajarn Jepang. Waktu temen2 ngrjain tulisan Hiragana. Mey uda terlanjur ngerjain tadi malam dan langith bilang Roma 8:28 krna Mey ngrjain kelewatan…

Amey de azure

Sabtu, 13 Juli 2013

Making Decision

There is no word I could say when I read your notes in Lovely Friendship book.
Aku cuma bisa meluk Rahel sembari menahan air mata, yang sebenarnya udah bergenang di mataku yang semerah buah saga.
Kawan, mungkin itu keputusan terberat yang pernah kamu ambil. Merelakan hal yang paling kamu impikan, dan stay di Unaki demi temanmu yang paling konyol dan comek. Merelakan "kambingmu" hanya karna seorang sahabat yang janji ga bakalan jadi diet kalo kamu stay di sini. Merelakan semua mimpi-mimpimu demi seorang sahabat yang selalu bilang kamu mejind...
My mejind, kalau kamu ambil keputusan 'tuk tetap stay disini, lakukan itu untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Karna manusia bisa ngecewain kamu, tapi Tuhan gak kan pernah mengecewakan kita. Dia selalu tanggung jawab atas seluruh aspek kehidupan kita.... My mejind, mey juga cuma manusia biasa, yang kapan aja bisa ngecewain kamu. Tapi mey mau belajar jadi sahabatmu yang baik, meski mungkin bukan yang terbaik. My mejind, 2 tahun lagi kita disini, 2 tahun lagi kita sama-sama berjuang di Unaki. Tetap semangat yaaa,,, nanti kita akan sama-sama menikmati manisnya hasil dari perjuangan kita... :)
Keep spirit my lovely best friend..
:)

Selasa, 09 Juli 2013

Reach My Dream in Unaki

I graduated my Senior High School 2 years ago and I tried to apply in government university. Unluckily, I wasn’t accepted. I didn’t know what I have to do after that, I confused. Then I got information from my friend who study in Unaki Semarang, she said that Unaki gives achievement scholarship for new students. Finally, I went to Semarang and applied in Unaki.

I am so grateful that I can continue my study here, at English and Literature Department in Unaki Semarang. I never imagined that I could continue my education in one of university in Central Java. In Unaki, I have many friends from all Islands in Indonesia and I also meet kind lectures. I love learning many new knowledge here, study with my friends, laugh, share and compete together.

In Unaki, I join Christian Students Fellowship. I love this community because I have many friends in this group. We always make some events, like retreat or have a trip to other islands for Gospel ministry.

Unaki, my lectures and my friends have done so much for me. They make me brave to have a dream, a very big dream. I promise myself that I have to reach my dream. I have a big dream, so that I also have to struggle big. Someday, if my dream come true I’ll tell Unaki and my lectures that I am so thankful and grateful to be their student.

Hanna Meyti Sitepu
3.21.11.0003



Minggu, 30 Juni 2013

FBS 2011 'Fam

Mengenal kalian adalah suatu kebahagiaan untukku. Bertemu di UNAKI, FBS 2011,dengan beragam karakter dan kepribadian. Waktu telah memproses kita, namun ia juga bertanggung jawab mempersatukan kita dalam keragaman kita. Banyak hal yang telah kita lalui bersama, persaingan, perdebatan, canda, cerita, berbagi, gossip, de el el. Smua telah kita lalui dan itu membuat kita semakin saling mengenal. Sahabat, jalan kita masih panjang, masih banyak yang harus kita gapai. Semangat, ayo tetap bersaing, bersaing demi kemajuan kita bersama. Raih mimpi-mimpi dan jadilah history maker.
Break a leg, guys!!!

Sabtu, 29 Juni 2013

My absurd lovely friend


Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi saudara dalam kesukaran...
:)
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan. Justru karna kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Lebih baik teguran yang nyata-nyata daripada kasih yang tersembunyi..
:)
Sahabat, ia seperti bintang. Meski ia tak selalu kelihatan, namun ia tetap ada.
Sahabat sejati akan mengerti ketika kamu berkata, ” Aku lupa ”
Sahabat sejati akan tetap setia menunggu ketika kamu berkata, ”
Tunggu sebentar ”
Sahabat sejati hatinya akan tetap tinggal, terikat kepadamu
ketika kamu berkata, ” Tinggalkan aku sendiri ”

Saat kamu berkata untuk meninggalkannya,
Mungkin dia akan pergi meninggalkanmu sesaat,
Memberimu waktu untuk menenangkan dirimu sendiri,
Tetapi pada saat saat itu, hatinya tidak akan pernah meninggalkanmu
Dan sewaktu dia jauh darimu, dia akan selalu mendoakanmu dengan air
mata.

Jumat, 28 Juni 2013

Hang out bareng, Curug Sewu


Hari ini, 28 Juni 2013 tak akan pernah terlupa. Semua terjadi diluar perencanaan kita. Tiba-tiba aja pengen hang out, dan kita ber-4 langsusng jalan. Tujuannya juga sebenarnya gak jelas sih,, hahaha.. Hari ini kita jalan jauh banget,serius... Lebih dari 100 km.  Mampir di tempat weekend Sukorejo, makan siang gratis .. hehehe..:) Ketemu juga dedek Meli yang lucu banget, muaachhh dedek.. hahaha.... :*
Maen ke air terjun Curug Sewu, asli viewnya keren pake banget. . Ngeliat lautan hijau, sejauh mata memandang cuma ngeliat warna hijau.. Fresh banget.. :D
Pulangnya lewat Boja, melewati perkebunan cengkeh , buah naga, rambutan, durian, hamparan sawah. Pokoknya keren pake banget deh...
Terimakasih Tuhan buat hari ini,, terimakasih buat temen2 ku, terimakasih buat temen ku yang paling konyol juga..
I love u all..
:)
Azure


Rabu, 26 Juni 2013

Cinta itu sastra

Aku suka menulis tentang cinta, aku senang dicintai dan aku juga seorang pecinta. Aku senang caraku mendeskripsikan cinta, ya karena itulah aku. Bagiku, cinta itu seperti permen karet, yang tak akan pernah bisa habis. Aku mencintai orang lain dengan caraku sendiri, dengan hobbyku. Aku senang menulis. So, aku akan coba ungkapkan persaanku melalui tulisan-tulisanku. Aku juga senang membandingkan cinta dengan hal-hal yang aku alami.
Cinta itu seperti diatas panggung. Ada rasa nervous saat naik ke panggung, seiring berjalannya detik demi detik bahkan menit demi menit, kita mulai merasa nyaman. Ketika berhasil menguasai panggung, kita akan menjadi pusat perhatian di atas panggung. Ketika ingin mengungkapkan cinta kepada seseorang yang membuat kita jatuh cinta, rasa nervous selalu datang. Bener ga? Tapi lama kelamaan kamu akan merasa nyaman bersama orang yang kamu cinta, tak ada nervous lagi.

 Dalam sebuah catatan, aku menuliskan bahwa cinta itu perasaan, bukan trend. Trend akan tergantikan oleh jaman ketika ada mode yang lebih baru lagi. Tapi cinta tak akan tergantikan meski waktu berlalu.Cinta akan tetap sama, saat orang yang kau cintai terbaring lemah, kulitnya keriput, rambutnya memutih..Cintamu akan tetap sama seperti saat ia masih muda, saat ia masih kuat, kulitnya halus dan rambutnya indah.. Kawand..Ketika trend fashion yg dulu adalah the best design tergantikan oleh new arrival fashion terkenal, cinta sejati tak kan lekang oleh waktu. Cinta juga bukan seperti channel TV, yang ketika kamu bosan dengan siarannya, ambil remote control dan ganti siaran.

Inspirasi tentang cinta selalu datang begitu saja dengan isengnya. Waktu aku jerawatan aku membandingkan cinta dengan jerawat. jerawat selalu datang dan pergi sesuka hatiya dan selalu meningglakan bekas. Cinta, kau selalu datang dan pergi. Dan kau tak pernah lupa meninggalkan bekas di hatiku. :)

Kata temenku yang paling konyol, cinta itu seperti flu. Ia selalu datang secara alamiah tanpa diundang, skali kita kenal cinta, kita gak akan bisa menjauhinya, cinta ga akan bisa pergi dari hidup kita, cuma kadang tertutupi, kadang muncul dengan kadar yang bervariasi.

Cinta itu adalah sastra,karena cinta membuat orang merangkai kata-kata. Menulis puisi, cerpen, novel.

 Azure

Kamis, 20 Juni 2013

Embun Pagi

Aku selalu seperti ini, tak pernah bisa membencimu, tak bisa menjauh darimu.Memang tak bisa ku pungkiri, kalau aku sayang banget sama kamu.
Entah terbuat dari apa rasa sayang ini untukmu, jangan kau tanyakan.
Karena aku sendiri tak mengerti.
Kau hadir begitu saja, seperti pencuri...
Namun hadirmu bagaikan mentari pagi, membawa secercah harapan...
Kau bagaikan pelangi, yang berikan waran-warni yang begitu indah dalam hidupku..
Kau bagaikan bintang,, yang jadikan malamku yang sepi menjadi indah..
Kamu cerewet, namun "ocehan"mu bagaikan kicauan burung yang ramaikan pagiku.. :)
Kau, berikan aku "Keindahan"..  Namun angin dan hujan datang.
Mentarinya tak lagi terlihat.
Pelangiku hilang,,, warnaku, harapanku, dirampas... sekejap... :(
Kau menghilang,, hilang bersama embun pagi..
Disini, ya aku masih disini...
Menantimu kembali, menanti dalam sebuah keajaiaban..
Pernahkah,,,kau mendengar??
Lagu rindu yang ku lantunkan bersama semilir angin malam??
Rasa rindu yang ku titipkan bersama tetesan air hujan?? Pernahkah??
Disini, ya aku masih disini..
Menunggumu..
Sudah terlalu lama aku menunggu...
Hingga mungkin aku 'kan menyerah ... dan mengakhiri rasa ini..penantian ini..
Dan biarkan kau menghilang bersama embun pagi...

Azure 20 june 13

Selasa, 11 Juni 2013

An Unforgetable Day


There was an unforgetable day, May 23th 2013. We had a very difficult exam in our class. I was so dizzy when I got out of the class. Then I decided to invite my friend to go to Banyumanik to buy roast cassava, we went there by motorcycle. Unluckly, several minutes before we arrived at our destination, we had gotten  a problem. The wheel of the motorcycle was leak. So we had to go to motorcycle reparation to repair our vehicle.
We continued our trip and bought the roast cassava. Then we tried to find a place that we could eat our meal. Suddenly, we felt uncomfort. Then we stopped and we found that the wheel leaked again. We looked each other and we just smiled and laughed. There was a place near the road that we could sit, so we stopped there for several minutes and we ate our roast cassava.
After that we went back to the motorcycle reparation. During the motorcycle was repaired, I talked about that unforgetable day with my friend. When the motorcycle had been repaired, we went back to Semarang happily. We enjoyed our trip, and we were so happy that we could see how wonderfull is Semarang at night from Alam Indah.


Sabtu, 08 Juni 2013

My mom and dad

Dad, you are the most handsome man in the world. My father, the winner father in the world..
I love you, dad...

:)

My big brotgher

My brother just like my father, a stubborn man. :)
But I really love you brother...

Your sister,,
Hanna Meyti sitepu

me,mom n my sister

My mom,, a super wonderful woman I've ever known. The most strength woman I ever found. My mom, my angel, that always understand my smile, my sadness, my everything. Mom, when I am scare you always give me serenity and peacefulness. When I say, " Mom, it's impossible". You said, "It's possible, just believe". When I am hopeless, you said that God has prepared the best one. Mom, I Love You.

My sister, my lovely best friend. We always fight and contend, but inside we love each other. I always tell you my secret, when I am falling in love, when I've broken my heart, when I am happy when I am sad. You always hear my story and tell me that I have to face it, not only the happiness but also the sadness. My sister, you are my best friend. I Love You... :)

Yours,,,
Hanna Meyti Sitepu

Rabu, 05 Juni 2013

Lumbered

I once was alone
Without anyone by my side
I once was lonely
Without any joked and story

I was an introvert girl
Who lived in my own world
I just enjoyed it
Without anyone ever disturbed

You suddenly came
With a billion jokes
You suddenly appeared
With the undefinite stories

You stole me with your light
You carried me away with your warmth
You yanked me out from my world
You came to take the introvert girl out

Everything changed when you were c0ming
I didn't alone with you by my side
You changed my world
You gave me love

But n0w I am lumbered
I am lumbered in the new strange world u had made
'Coz u were suddenly vanished as your appearance that also sudden

Lovely Friendship

It was started suddenly...
I never thought that I could have a friend like you.
You suddenly showed up in my life, in my lonely day...
Everything was change as you came.
I was really happy for my new friend.
We tried to know each other, shared stories, had fun together and went to some places together.
My cute new friend,  I am so thankful for your appearance in my days.
Just promise me, if the time steal you from me,,, you'll never forget me...


Your friend,
Hanna Meyti Sitepu