Halaman

Senin, 12 Agustus 2013

Paradoks 2-Mengejar Matahari

Bintang masih bertaburan di langit pagi ini, saat kita memutuskan untuk mendaki bukit bersama. Angin barat yang berhembus kencang menerpa pipiku, ini masih terlalu subuh dan kita berjalan meski terlalu dingin. Masi beberapa menit berjalan saat aku menoleh kebelakang, dan aku terpana. Benar-benar terpana menyaksikan pemandangan yang begitu indah. Rawa Pening yang dikelilingi lampu-lampu membuatku tak mampu berucap menyaksikan keindahan pagi sedingin kutub ini.
Meski lelah kita terus berjalan, aku merasa tidak berdaya dan ingin menyerah. Namun tetap saja kaki ini melangkah. Sekali lagi aku menoleh ke belakang, dan ku lihat lautan jingga yang berasal dari ufuk timur. Matahari sudah mulai memancarkan warna jingga nya yang megah. Aku mencari bola api raksasa itu, namun belum kutemukan dari sudut mana ia memancarkan warna yang membuatku begitu terpesona pagi ini. Ternyata matahari masih bersembunyi di balik lautan antah berantah disana. Masih belum terpikirkan olehku, jauh disana alam memperlihatkan lautan jingga, namun belum terlihat oleh mataku dimana sang fajar bersembunyi.
Lelah semakin terasa, namun kakiku masih melangkah pasti. Aku ingin mengejar matahari, melihat fajar terbit pagi ini. Semakin jauh, semakin kecil gaya gravitasi bumi yang menarik kami. Semakin indah juga alam memperlihatkan dirinya. Persis didepan ku aku menyaksikan gunung Ungaran yang hijau. Diarah yang berlawanan aku melihat gunung Merapi, Merbabu dan entah apa lagi nama gunung gemunung di sebelah sana. Dan kini aku sampai di puncak Hollywood-Bandungan. Menyaksikan keindahan bumi pertiwi saat fajar terbit, diantara dedaunan yang masih dibasahi embun pagi. Rawa Pening tak terlihat lagi dikelilingi lampu-lampu, namun kini ia terlihat bak danau kecil diantara gunung gemunung yang menjulang tinggi. Jauh di ufuk timur, sang Fajar memperlihatkan dirinya dengan begitu megahnya.
"Amazing", hanya kata itu yang bisa kuucapkan menggambarkan indahnya dunia pagi ini. Diantara gunung tinggi di sana, aku melihat semburat awan putih yang tipis. Dan kulantunkan lagu rindu untukmu yang jauh disana bersama awan pagi, dihantarkan angin barat yang berhembus kencang pagi ini.


HMS
Bandungan, August 12th 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar