Halaman

Sabtu, 31 Agustus 2013

Tentang Kita

Kau hadir dengan sejuta keindahan, dengan sejuta cerita, dengan sejuta canda dan tawa. Hadirmu selalu berhasil membuatku merasa nyaman, membuatku bahagia. Sahabat, terimakasih untuk hadirmu.
Ratusan hari kini tlah kita lalui, lewati suka duka persahabatan, lalui terik dan hujan bersama.
Terimakasih buat keindahan yang t'lah kau ukir di hidupku. Pantai, gunung, matahari pagi dan senja, langit berbintang, keindahan malam di tengah kota, dan  hamparan alam yang hijau ku saksikan bersama-sama denganmu.
Sahabat, ribuan kilometer tlah kita tempuh bersama. Lika-liku kehidupan t'lah kita hadapi.
Bahkan tangis dan tawaku pun kau mengerti.
Aku bangga menjadi sahabatmu, aku bersyukur kau bisa menjadi bagian hari-hariku. 
Kini, dibalik kebahagiaanku, ada rasa takut yang mulai kurasakan. Aku takut jika akhirnya aku menganggapmu lebih dari sekedar sahabat. Mungkin, kau juga merasakan hal yang sama. Takut persahabatan ini berakhir dengan cinta. Terlalu sering kita menghabiskan waktu bersama dan itu membuat seolah tak ada jarak lagi diantara kita. Dan kita mulai terbiasa dengan itu.
Ya mungkin mey sedikit berlebihan, tapi banyak kasus yang sama . Tentang cinta dan persahabatan.  
Sobat, aku takut dan aku gak mau mencintai seseorang saat aku belum benar-benar mengerti apa yang dia rasakan, saat aku belum tahu apa arti diriku untuk hidupnya. 

HMS
Hall Unaki, 31 Agsts 2013

Senin, 12 Agustus 2013

Paradoks 2-Mengejar Matahari

Bintang masih bertaburan di langit pagi ini, saat kita memutuskan untuk mendaki bukit bersama. Angin barat yang berhembus kencang menerpa pipiku, ini masih terlalu subuh dan kita berjalan meski terlalu dingin. Masi beberapa menit berjalan saat aku menoleh kebelakang, dan aku terpana. Benar-benar terpana menyaksikan pemandangan yang begitu indah. Rawa Pening yang dikelilingi lampu-lampu membuatku tak mampu berucap menyaksikan keindahan pagi sedingin kutub ini.
Meski lelah kita terus berjalan, aku merasa tidak berdaya dan ingin menyerah. Namun tetap saja kaki ini melangkah. Sekali lagi aku menoleh ke belakang, dan ku lihat lautan jingga yang berasal dari ufuk timur. Matahari sudah mulai memancarkan warna jingga nya yang megah. Aku mencari bola api raksasa itu, namun belum kutemukan dari sudut mana ia memancarkan warna yang membuatku begitu terpesona pagi ini. Ternyata matahari masih bersembunyi di balik lautan antah berantah disana. Masih belum terpikirkan olehku, jauh disana alam memperlihatkan lautan jingga, namun belum terlihat oleh mataku dimana sang fajar bersembunyi.
Lelah semakin terasa, namun kakiku masih melangkah pasti. Aku ingin mengejar matahari, melihat fajar terbit pagi ini. Semakin jauh, semakin kecil gaya gravitasi bumi yang menarik kami. Semakin indah juga alam memperlihatkan dirinya. Persis didepan ku aku menyaksikan gunung Ungaran yang hijau. Diarah yang berlawanan aku melihat gunung Merapi, Merbabu dan entah apa lagi nama gunung gemunung di sebelah sana. Dan kini aku sampai di puncak Hollywood-Bandungan. Menyaksikan keindahan bumi pertiwi saat fajar terbit, diantara dedaunan yang masih dibasahi embun pagi. Rawa Pening tak terlihat lagi dikelilingi lampu-lampu, namun kini ia terlihat bak danau kecil diantara gunung gemunung yang menjulang tinggi. Jauh di ufuk timur, sang Fajar memperlihatkan dirinya dengan begitu megahnya.
"Amazing", hanya kata itu yang bisa kuucapkan menggambarkan indahnya dunia pagi ini. Diantara gunung tinggi di sana, aku melihat semburat awan putih yang tipis. Dan kulantunkan lagu rindu untukmu yang jauh disana bersama awan pagi, dihantarkan angin barat yang berhembus kencang pagi ini.


HMS
Bandungan, August 12th 2013

Sabtu, 10 Agustus 2013

Tatap matamu


Ada keindahan disetiap tatapanmu, lebih indah dari hamparan bintang di langit biru.
Di bola mata hitammu, ku temukan ketenangan yang seakan mendekapku.
Dalam lembut tatapanmu, kutemukan diriku disana, di dua bola mata itu.
Matamu adalah sebuah keindahan yang tak pernah bisa ku pungkiri.
Tatap matamu adalah kejujuran abadi, tak pernah sekalipun ku temukan dusta disana.
Binar matamu, semangat yang memebakar asa ku hingga saat ini.
Sayang,,, saat aku lemah, saat aku kehilangan harapku...biarkan aku menatap indahnya matamu. Izinkan aku terlelap dalam ketenangan tatapanmu....



Bandungan, August 10th 2013

Hanna

Jumat, 09 Agustus 2013

Paradoks 1


Kutemukan lagi sepotong kecil mozaik hidupku di sini, di Bandungan. Tak pernah terpikir sebelumnya akan di tempatkan untuk Mission Trip ke tempat ini dan bergabung dengan tim yang luar biasa. Tapi tak ada satupun yang kebetulan. Semua terjadi seizin Tuhan dan Tuhan punya rencana indah, tanpa 'ku sadari. Aku mengenal 6 teman "baru" ku. Jen, Boby, Rina, Fio, Mamel dan Chila. Actually, aku sudah mengenal mereka untuk waktu yang cukup lama. Namun aku tak pernah benar-benar mengenali mereka dengan dekat. Aku hanya mengenal mereka dari jauh, dari cerita orang dan pertemuan beberapa menit. Namun kini aku hidup dengan mereka dalam 1 ikatan, TIM MT. Suatu kebanggaan bisa hidup dengan mereka di tempat ini, di sebuah gereja disini. Awalnya aku merasa mereka semua begitu asing, tapi seiring waktu berlalu mereka semua terlihat seperti saudara, keluarga. Aku belajar memahami banyak hal dari mereka. Aku belajar bahwa mereka lebih baik dari cerita-cerita yang pernah ku dengar dari orang lain.



Bandungan, August 9th 2013

Jumat, 02 Agustus 2013

Cinta dan Sang Waktu

Cinta... 1 kata ini tak pernah jauh dariku hingga suatu ketika Tuhan meminta cintaku. Ia meminta bukan hanya sekedar cintaku, namun juga hatiku.
Aku pernah jatuh cinta, jatuh cinta pada orang yang salah... salah bagaimana? Aku mencintai seseorang yang mencintai orang lain... Jangan tanyakan rasanya seperti apa, karena rasanya lebih sakit daripada memeluk kaktus.... Mencintainya membuatku benar-benar gila.
Sudah sekian kali aku jatuh cinta dan pacaran, tapi tak pernah aku seperti ini. Aku pernah pacaran hampir 2 tahun dengan seorang cowo yang aku bisa menyadari dan merasakan betapa ia mencintaiku, tapi entah kenapa hati ini rela melepasnya. Setelah itu aku juga sempat in a relationship dengan seorang cowo yang bisa dibilang cukup memenuhi kriteria pacar yang baik, tapi ga tau juga mengapa aku belum merasa yakin dengannya.
Di suatu hari, aku menemukan sepotong kecil mozaik kehidupanku di suatu lembaga pendidikan. Bergaul dengan sekian banyak teman dari latar belakang kehidupan yang berbeda. Dalam perbedaan itu, aku bertemu seseorang yang juga berbeda. Dengan tak sengaja "waktu" memperkenalkan kami. Begitu banyak cerita yang di tuliskan oleh sang waktu saat bersamanya. Dan semua cerita itu membuatku merasa nyaman dan bahagia. Namun, seperti cerita dongeng yang tak selamanya happy ending, cerita ku mengalami hal yang sama. Waktu, mengajariku arti perbedaan. Waktu juga mengajariku belajar mencintai perbedaan. Aku mencintai orang yang berbeda. Beda seperti apa? Ya beda lawan jenis lah...(hehehehe, sedikit ngaco ya gpp lha :)
Aku mencintai orang yang tak seharusnya ku cintai.
Kini, aku melepaskannya... Saat sang waktu "mencuri" dia dariku. Sakit...?? Masih lebih sakit daripada memeluk kaktus. Nangis?? Ya,,, aku menangis. Tapi aku bukan menangisi dia apalagi menangisi diriku sendiri.
Aku menangis karena aku sempat "menyalahkan si waktu"
Aku tau, ketika aku masuk ke suatu lembaga kependidikan yang harus aku lakukan adalah belajar. Bukan malah menyia-nyiakan waktu ku untuk mencintai orang yang salah.
Terakhir kutemukan diriku "berurusan pribadi dengan Tuhan".
Ia meminta cintaku bahkan hatiku. Ia memintanya dan berjanji mengembalikannya ketika waktunya aku sudah siap untuk dicintai dan mencintai.
Menjalin cinta dengan seseorang yang tepat...


Bandungan, August 2, 2013.
HMS